Pertaman di Dunia, Perusahaan Inggris Ciptakan Traktor Berbahan Metana

Ilustrasi traktor berbahan metana. (Goodnewsnetwork)

Editor: Tatang Adhiwidharta - Sabtu, 7 Januari 2023 | 19:00 WIB

Produsen traktor asal Inggris, New Holland memproduksi traktor berbahan bakar metana cair pertama di dunia. Traktor ini diklaim dapat membantu petani mengurangi emisi dan menghemat pengeluaran dari pembelian solar yang relatif jauh lebih mahal.

Menariknya, tidak hanya lebih hemat dan ramah lingkungan, pihak perusahaan mengatakan bahan bakar traktor ini juga dapat dengan mudah diproduksi oleh metana dari kotoran sapi, dan memungkinkan model ekonomi yang lebih sirkular.

Traktor pionir 270hp ini diklaim mampu menandingi performa versi standar bertenaga diesel. Mesin inovatif ini dikembangkan oleh perusahaan Inggris Bennamann, yang telah meneliti dan mengembangkan produksi biometana selama lebih dari satu dekade.

Produk sampingan limbah dari kawanan 100 ekor sapi dapat diubah menjadi bahan bakar yang disebut fugitive methane di unit penyimpanan biometana yang ada di peternakan.

Sebuah tangki kriogenik yang dipasang pada traktor menjaga metana dalam bentuk cair pada suhu -162 derajat°C sehingga memberikan tenaga sebesar diesel tetapi dengan penghematan emisi yang signifikan. Itu terbukti selama uji coba di sebuah pertanian di Cornwall di mana emisi karbon dioksida dipotong dari 2.500 metrik ton menjadi 500 metrik ton hanya dalam setahun.

“Traktor berbahan bakar metana cair T7 adalah yang pertama di dunia dan langkah lain menuju dekarbonisasi industri pertanian global dan mewujudkan ekonomi sirkular,” kata salah satu pendiri Bennamann, Chris Mann, seperti dilansir Good News Network.

Perusahaan juga sedang menyelidiki penggunaan teknologi yang lebih luas dan berharap suatu hari nanti dapat digunakan untuk mengisi daya kendaraan listrik di lokasi pedesaan. Cornwall dan Isles of Scilly Local Enterprise Partnership (LEP) sekarang mendanai sebuah studi untuk menilai skala emisi metana buronan di Cornwall, lokasi kantor pusat Bennanmann.

Mereka akan menyelidiki emisi saat ini dari lokasi seperti peternakan sapi perah dan pabrik pengolahan air limbah. Kemitraan ini juga akan mempelajari potensi penggunaan biometana di masa depan sebagai bahan bakar untuk transportasi dan pertanian.

“Jika kita dapat membuat industri pertanian kita mandiri energi dalam menghadapi melonjaknya biaya input dan harga energi yang tidak stabil, sambil mengurangi emisi, maka kita dapat memberikan dorongan ekonomi yang besar bagi masyarakat pedesaan, ketahanan pangan yang lebih besar, dan bergerak menuju nol bersih,” kata ketua LEP, Mark Duddridge.