Canggih, Robot Pemetik Tomat Berbasis AI Bisa Pangkas Biaya Panen 50%

Robot pemetik tomat (Istimewa)

Penulis: Rashif Usman, Editor: Dera - Rabu, 8 Februari 2023 | 20:30 WIB

Sariagri - Sebuah startup Israel MetoMotion berhasil mengembangkan robot pemetik tomat yang berbasis AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan. Pendiri MetoMotion, Adi Nir, mengklaim bahwa robot pemetik tomat tersebut bisa memangkas biaya panen hingga 50 persen.

Startup itu langsung mengumpulkan pendanaan awal sebesar 1,5 juta dolar AS atau Rp22,6 miliar pada 2016. Hingga akhirnya, perusahaan semakin berkembang dan memproduksi banyak robot untuk industri pertanian. Mereka kini mengumpulkan 10 juta dolar atau Rp150 miliar dari investor yang lebih besar.

Menurut data dari Bank Dunia, orang-orang yang bekerja di bidang pertanian semakin sedikit. Bidang pertanian hanya mempekerjakan 5 hingga 10 persen tenaga kerja di Uni Eropa dan 6 persen di OECD. Hanya sedikit orang Israel yang bekerja di bidang pertanian. Para petani perlu membawa pekerja asing ke Israel untuk melakukan pekerjaan manual yang berat, tetapi dibatasi oleh izin dari pemerintah.

"Kami sering mendengar tentang petani yang membiarkan tanaman membusuk karena tidak ada yang memetiknya. Hari ini Anda tidak dapat menanam tomat seperti 30 tahun yang lalu. Agar tomat berkualitas tinggi dan bersaing dalam harga, Anda perlu melakukan beberapa transformasi," kata Adi Nir dikutip dari laman The Times of Israel.

Adi mengatakan bahwa robot otomatis ini memiliki dua lengan untuk memetik dan memanen tomat di kedua sisi secara bersamaan di rumah kaca berteknologi tinggi.

Baca Juga: Canggih, Robot Pemetik Tomat Berbasis AI Bisa Pangkas Biaya Panen 50%
Menengok Teknologi Digital Cina Selatan yang Mempermanis Bisnis Leci

"Kami menggunakan kemampuan kecerdasan buatan (AI) untuk mengembangkan platform yang dirancang untuk bekerja di lingkungan rumah kaca, di mana Anda dapat menghasilkan panen berkualitas dalam berbagai kondisi cuaca dengan air yang jauh lebih sedikit dibanding pertanian luar ruangan," ucapnya.

Tidak seperti aplikasi robotik atau industri lain di mana robot melakukan hal sama terus menerus. Robot di bidang pertanian sedikit berbeda. Kami menemukan solusi berdasarkan kemampuan AI untuk melihat tanaman, memahami struktur, lingkungan, cara mengukur kematangan, dan cara memutuskan apakah mereka sudah siap panen atau tidak," tambahnya.

MetoMotion menargetkan bahwa mereka bisa memproduksi sekitar 10 hingga 20 mesin robot pada 2023.