Berita Teknologi - Teknologi asap cair merupakan hasil kondensasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran tempurung kelapa, sekam, serbuk gergaji dan tongkol jag
SariAgri - Semakin merebaknya penggunaan bahan pengawet makanan seperti formalin dan boraks, tentu berdampak pada kesehatan tubuh manusia. Salah satu solusi yang dapat digunakan dalam permasalahan tersebut adalah penggunaan teknologi asap cair (Liquid smoke).
Teknologi asap cair merupakan hasil kondensasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran tempurung kelapa, sekam, serbuk gergaji dan tongkol jagung.
Asap cair ini dihasilkan melalui proses pirolisis yaitu penguraian bahan organik melalui proses pemanasan, dimana bahan akan mengalami pemecahan struktur kimia menjadi fase gas.
Kandungan utama asap cair ini adalah fenol, asam karbamat, asam propionat, asam asetat, asam dodekanoat, asam miristas, asam palmitat dan asam organik lainnya. Kandungan ini dapat menghambat dan mematikan pertumbuhan mikroorganisme dan serangga hama.
Baca Juga: Keprok Grabag, Jeruk Lokal yang Sempat Jadi Hidangan Favorit di Istana
EBT Masih Jauh, DPR Bakal Bahas Regulasi untuk Dorong Pemanfaatan Energi
Mengutip dari Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan (BBPP), Kementrian Pertanian, asap cair yang dihasilkan terdiri dari 3 grade:
1. Grade 1 untuk Makanan Siap Saji
Grade 1 merupakan produk turunan yang digunakan sebagai pengawet makanan siap saji seperti bakso, mie dan nugget. Asap cair ini mengandung senyawa yang tidak berbahaya untuk diaplikasikan ke produk makanan.
Cara penggunaanya adalah dengan menambahkan 15 cc asap cair kedalam 1 liter lalu di campurkan ke dalam 1 kg adonan. Produk makanan bisa bertahan selama 6 hari.
2. Grade 2 untuk Pengawet Daging
Grade 2 merupakan produk turunan yang digunakan untuk pengawet makanan sebagai pengganti formalin dengan warna cokelat transparan.
Untuk pengawetan daging, penggunaan grade 2 dilakukan dengan cara mencelupkan bahan daging yang telah dibersihkan, lalu masukkan 25 persen asap cair dan ditambahkan garam. Biasanya bahan yang diawetkan dapat bertahan selama tiga hari.
3. Grade 3 untuk Meningkatkan Kualitas Tanah dan Tumbuhan
Grade 3 merupakan asap cair yang diperoleh langsung dari proses pirolisis, dapat digunakan sebagai biopestisida, meningkatkan kualitas tanah, mempercepat pertumbuhan tanaman dan pengawet kayu agar tahan terhadap rayap.
BBPP sudah membuktikan bahwa asap cair ini mampu digunakan untuk mengendalikan jamur Colletotrichum capsici, serangan hama Spodopteralitura, walang sangit, burung dan juga tikus.
Dalam berbagai kesempatan, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa pertanian harus menjadi kekuatan bangsa dengan penggunaan teknologi yang lebih baik.
"Pertanian harus menggunakan cara-cara baru untuk menghadirkan efektivitas atau kemampuan yang lebih banyak lagi," jelas Mentan Syahrul