Kecanggihan Teknologi Film Farming, Menanam Tanpa Tanah dan Hemat Air

Teknologi Film Farming. (intelligentliving.co/Drop Farm)

Editor: Dera - Jumat, 12 Februari 2021 | 15:10 WIB

SariAgri - Seiring perkembangan zaman, teknologi pertanian semakin maju. Salah satunya adalah teknologi "Film Farming" karya Fisikawan Jepang Yuichi Mori yang bisa membuat metode bercocok tanam lebih efisien dan ramah lingkungan. 

Melansir intelligentliving.coFilm Farming memberi kita kemampuan untuk menanam buah-buahan dan sayuran tanpa membutuhkan tanah, pestisida atau bahan kimia berbahaya lainnya, serta menggunakan air 90% lebih sedikit daripada pertanian konvensional.

Mori menggunakan film polimer transparan yang terbuat dari hidrogel permeabel yang merupakan bahan penyerap yang sangat baik. Permukaan film memiliki pori-pori berukuran nano dengan diameter sepersejuta milimeter. Pori-pori film cukup kecil untuk memblokir virus dan bakteri, sehingga tidak memerlukan bahan kimia keras.

Dengan menggunakan metode ini, tanaman dapat ditanam di permukaan datar apa pun, di atas film yang menjebak dan menahan molekul air. Akar menyebar ke sisi di bawah lapisan yang mendukung dan menyerap air dan nutrisi. Bahan ini menyebabkan tanaman menghasilkan tingkat fitokimia, gula dan asam amino yang lebih tinggi yang pada gilirannya memberi rasa lebih pada tanaman.

Ide ini muncul ketika Mori menciptakan ginjal buatan. "Saya mengadaptasi bahan yang digunakan untuk menyaring darah dalam perawatan dialisis ginjal ke media pertumbuhan tanaman. Tanaman dapat memecahkan banyak masalah masyarakat dari penyakit gaya hidup hingga masalah lingkungan. Saya membayangkan di mana kita bisa membawa tanaman ke mana-mana," kata Mori.

Dia mulai dengan hanya sepetak kecil rumput pada film hidrogel di bawah lampu LED, kemudian lebih dari 10 tahun ia bekerja dengan rekan-rekannya, sebelum menemukan metode Film Farming saat ini yang dapat digunakan dalam skala besar.

Perusahaan milik Mori bernama Mebiol, sekarang memiliki paten untuk produksi film farming di hampir 120 negara dan saat ini beroperasi di lebih dari 150 lokasi di Jepang dan satu di Cina. Dia juga memiliki satu operasi di Uni Emirat Arab, di tengah gurun, dengan rencana untuk mengekspor teknologinya ke lebih banyak Timur Tengah dan Eropa akhir tahun ini.

Melihat populasi global yang terus bertambah, pasokan air dunia terus menjadi perhatian yang lebih besar. Diperkirakan produksi pangan perlu meningkat 50 persen pada tahun 2050 untuk memberi makan 9 miliar orang yang akan menghuni Bumi.

Baca Juga: Kecanggihan Teknologi Film Farming, Menanam Tanpa Tanah dan Hemat Air
Bisnis Pertanian Hidroponik di Pekarangan Rumah Jadi Pilihan Saat Pandemi

Kita membutuhkan makanan dan air untuk memastikan kelangsungan hidup umat manusia dan teknologi ini memberi kita lebih banyak dari keduanya.

"Dalam banyak hal, tumbuhan lebih luar biasa daripada manusia. Saya selalu memikirkan bagaimana memaksimalkan kekuatan tanaman," ujar Mori.