Berita Teknologi - Indonesia memiliki ragam komoditas pertanian dalam pembuatan bahan baku bakar nabati (BBN), salah satu komoditas tersebut adalah Kemiri sunan.
SariAgri - Indonesia memiliki ragam komoditas pertanian dalam pembuatan bahan baku bakar nabati (BBN), salah satu komoditas tersebut adalah Kemiri sunan. Dalam setahun, produksi buah kemiri sunan bisa mencapai 50 hingga 289 kg per pohon dan bji sebanyak 4 hingga 6 ton biji kering per hektar.
Di kutip dari laman Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat, pengembangan tanaman BBN diarahkan pada lahan suboptimal dan lahan marginal. Luas lahan Marginal di Tanah air diperkiran 3,4 juta hektar, bila luasan tersebut dapat ditanamai kemiri sunan maka akan membantu mencukupi kebutuhan BBM nasional.
Namun, lahan marginal atau lahan kritis pada umumnya memiliki bahan kandungan bahan organik rendah dan rawan terhadap erosi. Ini menyebabkan budidaya Kemiri sunan sulit untuk dilakukan.
Adapun salah satu solusi dalam budidaya di lahan marginal, yakni penggunaan teknologi biopori. Dr. Kamir Raziudin Brata selaku penemu teknologi ini menjelaskan bahwa biopori adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan lubang resapan.
Lubang resapan biopori merupakan lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah sebagai metode resapan air. Tujuannya untuk mengatasi genangan air dan meningkatkan daya resap air.
Biopori secara umum dapat memperbaiki lingkungan, memperluas bidang penyerapan air dan meningkatkan kesehatan tanah.
Selai itu, pembuatan biopori akan menambah nutrisi tanah yang berasal dari kompos dan peningkatakan aktivitas mikroorganisme.
100 hingga 200 pohon kemiri daun dapat menghasilkan seresah atau biomassa 7 hingga 15 ton per hektar. Biomassa ini dimanfaatkan sebagai seresah biopori, agar dapat meningkatkan laju inflitrasi atau mengurangi aliran air permukaaan.
Dalam penelitiannya dijelaskan bahwa kedalaman biopori 50 cm memberikan pertumbuhan tanaman kemiri sunan terbaik dibandingkan yang lebih dangkal atau tanpa biopori. Ini dikarenakan biopori dapat memperbaiki sifat kimia tanah terutama peningkatakan kandungan C-organik, Nitrogen dan Kapasitas Tukar Kation (KTK)
Biopori dengan kedalaman 50 dapat menampung seresah kering sebanyak 1 kg dengan kadar air 9,5 persen.