Watano, Alat Penyaring Air Buatan Mahasiswa ITB

Ilustrasi air minum. (Foto: Pixabay)

Editor: M Kautsar - Rabu, 10 Maret 2021 | 14:20 WIB

SariAgri - Sekelompok mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) membuat alat yang mampu mengubah air keran atau sumur menjadi air yang layak untuk diminum. Alat ini pun dilengkapi sejumlah sensor untuk menjamin kualitas air secara real time.

Para mahasiswa tersebut yakni, M. Maulana Ibrahim, Dinda Sophia Menauli  N, M Ichsan Nurul Ramadhan, Kezia Jane Rivan, dan David Khowanto. Alat yang dinamai Watano tersebut berhasil didanai pada ajang bisnis Program Kewirausahaan Mahasiswa (PWM) 2020 lalu untuk kategori Health and Beauty.

“Kami membuat alat vending machine yang dapat mengubah air keran atau air sumur menjadi air yang layak minum dan berkualitas dilengkapi dengan RO dan beberapa sensor seperti TDS (Total Dissolved Solid), pH, dan sebagainya, sehingga menjamin kualitas airnya secara real time monitoring,” ujar salah seorang anggota tim, Maulana.

Dia menyebut, Watano dilengkapi dengan tiga lapisan filter untuk menyaring zat-zat yang tidak diperlukan sehingga dapat memenuhi parameter air minum. Vending machine ini juga dilengkapi lampu UV untuk membunuh bakteri patogen pada air.

Sehingga pada akhirnya akan menghasilkan kualitas air minum yang sehat dan aman. Tak hanya itu, pihaknya juga mengadakan market research dengan menggunakan metode survei dengan sampel responden sebanyak 189 orang mahasiswa yang berusia 18 hingga 25 tahun.

Berdasarkan beberapa pertanyaan yang diberikan pada responden, didapatkan hasil bahwa banyak mahasiswa yang sudah peduli akan isu masalah sampah plastik terutama botol air mineral. 

Sebanyak 95 persen mahasiswa sudah membawa tumbler atau botol air minum isi ulang sendiri dan 98 persen selalu kehabisan air mineral saat berada di kampus. Para mahasiswa kembali membeli air mineral kemasan dikarenakan selalu kehabisan air saat masih berada di kampus.

Terdapat 98 persen mahasiswa yang mengatakan membutuhkan isi air minum di area publik seperti kampus.

Selama kurang lebih tiga bulan pembuatannya, Watano tak hanya sekedar menciptakan alat tapi juga mengkampanyekan nilai-nilai kepedulian lingkungan. Menurut Maulana, Watano diharapkan bisa mengurangi limbah botol plastik, mengetahui secara pasti kandungan air, membantu mengentaskan fasilitas air minum, hingga membudayakan eco-friendly dan eco-lifestyle.

“Harapannya produk ini bisa terpasang di banyak tempat publik dan bisa memfasilitasi mereka yang membutuhkan refill air minum di sela-sela aktivitas mereka. Dan produk ini bisa menjawab keraguan akan kualitas dari air sumur/air keran yang diolah menjadi air layak minum,” kata dia.

“Untuk kedepannya, kami akan mengembangkan dari sisi sistem maupun user interface-nya. Hingga saat ini masih harus memasukan koin ke alat, ke depan bisa cashless, lebih terintegrasi dan akan menggandeng beberapa mitra,” ucap dia.