Kreatif, Pria Ini Ciptakan Alat Fogging dari Barang Bekas

Editor: Tatang Adhiwidharta - Jumat, 2 April 2021 | 11:45 WIB
SariAgri - Berawal dari tingginya kasus demam berdarah Dengue (DBD) di daerah, seorang pemuda bernama Agus Linardi justru mengeluarkan inovasi baru dengan menciptakan alat fogging (pengasapan) menggunakan barang bekas untuk membasmi jentik nyamuk.
Selain dianggap murah dan ramah lingkungan, alat fogging yang dibuat Agus dari barang bekas tersebut untuk mengurangi limbah sampah dan menciptakan kondisi lingkungan yang sehat dan terbebas dari nyamuk Aides aigefty.
Agus Mengaku, di tengah kesibukannya menjalankan aktifitas di rumah selama pandemi, dirinya berinisiatif membuat alat fogging, karena prihatin melihat sejumlah warga di desanya yang terjangkit DBD selama musim penghujan tahun ini.
"Melihat tingginya angka kasus masyarakat yang terserang demam berdarah, jadi saya berinisiatif membuat alat fogging menggunakan barang bekas ini, alhamdulillah dapat dorongan dari pemerintah desa juga," ungkap Agus saat didatangi SariAgri, Kamis (1/4/2021).
Selain itu, diakui Agus bahwa ia juga membuat alat fogging yang dinamakan "Fogging Anak Desa" itu karena banyaknya limbah sampah yang tak terpakai, seperti kaleng bekas, kawat bangunan, hingga botol minuman. "Ya selama bisa terpakai untuk dijadikan barang yang bermanfaat kita buat solusinya," kata agus.
Untuk mengaktifkan alat fogging buatannya, agus membutuhkan barang bekas dan sebuah korek api yang difungsikan sebagai pemanas cairan pestisida untuk merubah zat cair menjadi asap.
"Jadi cairan pestsida yang kita tampung di kaleng ini nanti akan tersedot sendiri, sambil mengaktifkan korek apinya untuk pembakaran, setelah itu cairan akan terbakar dan memunculkan asap seperti alat fogging biasanya," jelas Agus, sembari mencoba Alat foggingnya.
Berbeda dengan alat fogging pada umumnya, Alat fogging Anak desa buatan agus terbilang ramah lingkungan. Dimana, selain tidak mengeluarkan suara yang keras, kepulan asap yang dihasilkan juga cukup bersahabat dan tidak mengganggu kenyamanan warga saat dibunyikan.
"Kelebihan alat ini dia tidak bising, tidak terlalu mengganggu warga ketika kita menyemprotkan asap untuk mengusir jentik nyamuk," ujarnya.
Melihat kreasi warganya itu, Kepala Desa Kuripan, Hasbi sangat mengapresisasi kreatifitas yang dihasilkan oleh agus. Apresuasu itu diberikan pihak desa dengan memfasilitasi kebutuhan bahan untuk pembuatan alat fogging hingga cairan pengusir jentik nyamuk.
"Jadi kita sediakan peralatannya, dan juga cairan. Karena bagaimanapun kita tidak cukup dengan alat pengasapan lantaran harus disertai dengan cairan pengusir jentik nyamuk yang kita berikan melalui pihak Dinas Kesehatan dan puskesmas," terangnya.
Sebagai pemegang kebijakan di desa, pihaknya mengaku akan terus mendukung kreatifitasnya masyarakat ditengah tingginya kasus DBD saat ini, bahkan, pihaknya juga berencana akan memproduksi mesin fogging dari barang bekas dalam jumlah besar agar bisa digunakan oleh masyarakat luas.
Baca Juga: Kreatif, Pria Ini Ciptakan Alat Fogging dari Barang BekasDemi Petani, Babel Gunakan 'Drone' Tebar Pupuk
"Kedepan kita memang ada rencana untuk membuat dalam jumlah banyak untuk dimanfaatkan oleh masyarakat disini dulu, baru kita kembangkan lagi ke warga luar," imbuhnya.
Sekadar informasi, menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok barat, Jumlah Kasus DBD dalam kurun waktu 3 bulan terakhir terus mengalami peningkatan hingga 73 orang. Sedangkan ditahun 2020 lalu, Lombok barat tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah kasus tertinggi di NTB hingga masuk dalam 10 besar Kasus DBD secara Nasional mencapai 1.608 Kasus.