Berita Teknologi - Pria asli Kabupaten Lamongan Jawa Timur ini, tak mengira jika sepeda bambu buatannya ternyata banyak disukai orang.
SariAgri - Bermula dari kesibukan iseng justru kini menjadi peluang bisnis menguntungkan. Itulah kalimat pertama yang selalu terucap dari mulut Sujarwo ketika bertemu dengan orang yang kagum melihat sepeda bambu buatannya.
Pria asli kelahiran Desa Mungli Kecamatan Kali Tengah Kabupaten Lamongan Jawa Timur ini, tak mengira jika sepeda bambu buatannya ternyata banyak disukai orang.
“Awal mulanya hanya iseng membuat sepeda dari bambu untuk diri sendiri. Kemudian setelah ada yang melihat ternyata banyak peminatnya, akhirnya saya ada ide untuk memproduksi sepeda bambu yang saya beri nama bamboo bike svargalhoka, “ terang Sujarwo kepada SariAgri.
Sujarwo mengaku keahliannya dalam membuat sepeda dari bambu ini, didapat secara otodidak. Pria yang hanya lulusan SMA ini, menyebut dirinya tidak pernah belajar ilmu desain maupun produksi sepeda dari orang lain maupun buku.
Keterampilan merancang sepeda bambu ini berangkat dari kegemarannya mengutak-atik sepeda sejak ia kecil. Karena itu ia sangat paham ukuran panjang, tinggi hingga diameter lubang yang dibutuhkan di setiap sambungan rangka sepeda bambu.
Bahkan dalam membuat sepeda bambu, ia mengaku tidak kesulitan dalam mendapatkan bahan baku. Mulai dari bambu batang besar untuk rangka sepeda hingga bambu berukuran sedang sebagai stang kemudi.
Baca Juga:
Kementan Bentuk UMKM Hortikultura
BI Ambil Bagian Di Program Petani Milenial
“Kebetulan dalam menjalankan usaha ini, saya mudah sekali dalam memperoleh bahan baku. Karena di wilayah sini, banyak sekali batang bambu. Terutama bambu bagian bawah yang disebut bonggol, ini banyak tidak disukai pengrajin disini saya manfaatkan untuk sambungan rangka sepeda,“ urainya.
Selain itu, ia juga banyak memanfaatkan bambu lanang atau bongkotan bekas yang sudah tidak terpakai oleh para pengrajin sekitar sebagai tambahan rangka sepeda. Meski terbuat dari bahan bambu, ia berani mengklaim sepeda ini, kuat dan tahan lama.
“Boleh diadu dengan bikinan pabrik. Saya berani jamin sepeda bambu ini lebih kuat dan tahan lama,” serunya.
Sujarwo mengatakan untuk membuat satu unit sepeda bambu, dibutuhkan waktu antara satu hingga dua minggu, tergantung besar kecil ukuran sepeda yang diinginkan. Lamanya waktu pengerjaan ini, karena seluruh penggarapannya dilakukan secara manual.
“Sebelum bambu dibuat sebagai bahan baku sepeda harus dijemur terlebih dahulu. Setelah kering dilakukan pengerjaan, mulai dari memotong, membuat lubang sambungan, kemudian merakit hingga finishing. Jika dihitung keseluruhan produksi kurang lebih satu unit sepeda bambu membutuhkan waktu antara tujuh sampai 14 hari,“ paparnya.
Pembuatan sepeda dari bambu , tidak kalah dari logam kekuatannya (Sariagri/Arief L)
Sujarwo menambahkan kendala paling sulit dalam pengerjaan sepeda bambu, baginya adalah di bagian memasang kabel rem.
“Paling sulit, memasang kabel rem. Karena kabel remnya harus dimasukan ke dalam kerangka bambu,“ kata dia.
Saat ini, sepeda bambu buatannya sudah diminati pasar kota-kota besar seperti Surabaya, Malang hingga Denpasar Bali. Harga satu unit sepeda bambu dijual bervariasi antara Rp3 juta hingga paling mahal Rp10 juta.
Saat ini ia sengaja masih fokus pada pembuatan sepeda bambu untuk model fixie balap dan MTB. Ke depan dirinya berencana memperluas pasar dengan memproduksi sepeda model lain seperti BMX dan sepeda tandem untuk keluarga.