Ilmuwan: Ancaman Pangan Global Diakibatkan Terhentinya Adopsi Bioteknologi

Ilustrasi Ilmuwan di Laboratorium. (Pixabay)

Editor: Tatang Adhiwidharta - Kamis, 22 April 2021 | 11:00 WIB

SariAgri -  Tim peneliti internasional yang dipimpin oleh University of Birmingham, mengingatkan ancaman terhadap keamanan pangan global diakibatkan terhentinya kegiatan adopsi bioteknologi untuk meningkatkan produksi tanaman di seluruh dunia.

Para ilmuwan ini terdiri dari ekonom, pemulia tanaman, dan peneliti tanaman yang berasal dari Australia, Kanada hingga India menyerukan kepada pemerintah di seluruh dunia untuk menerapkan kebijakan dan peraturan yang akan mendorong kemajuan di bidang pertanian.

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan dalam Trends in Plant Science edisi ulang tahun ke-25, tim peneliti berpendapat bahwa penerimaan masyarakat terhadap teknologi seperti pengeditan gen merupakan penghalang besar untuk adopsi teknologi ini.

Mereka mendesak komunitas ilmiah untuk bekerja lebih keras guna meyakinkan publik dan pemerintah, tentang pentingnya mengadopsi teknologi pemuliaan tanaman untuk memerangi tantangan perubahan iklim dan meningkatkan ketahanan tanaman.

Profesor Christine Foyer, dari School of Biosciences di University of Birmingham, seperti dikutip phys.org mengatakan "Ilmu tanaman telah berkembang pesat selama 25 tahun terakhir. Mengadopsi teknologi baru ini akan memungkinkan kami membuat kemajuan besar dalam mengurangi emisi pertanian, meningkatkan keberlanjutan dan produktivitas pertanian dan meningkatkan nilai gizi tanaman,"jelasnya.

"Meskipun demikian, penerimaan publik lambat. Ini sebagian karena manfaatnya tidak cukup diakui secara luas, dan sebagian karena ketakutan historis dan kesalahpahaman seputar tanaman hasil rekayasa genetika," imbuhnya.

Foyer menegaskan, belajar dari kegagalan masa lalu, ilmuwan tanaman sekarang harus menjadi pendukung upaya untuk mendapatkan kepercayaan publik pada teknologi baru dan yang sedang berkembang.

Dr. Sven Anders dari Universitas Alberta, Kanada, setuju bahwa ilmuwan tumbuhan harus memainkan peran yang lebih besar dalam debat publik untuk mendapatkan kepercayaan publik dalam penyuntingan gen dan terlibat dalam advokasi dan meningkatkan kesadaran publik.

"Ketahanan pangan di masa depan bergantung pada percepatan perbaikan genetik tanaman dengan menggunakan semua sumber gen yang berharga — dari teknologi baru atau dari kerabat liar dan landrace," kata Profesor Wallace Cowling, dari University of Western Australia.

Baca Juga: Ilmuwan: Ancaman Pangan Global Diakibatkan Terhentinya Adopsi Bioteknologi
Ilmuwan Temukan Cara Tingkatkan Produktivitas Tanaman dengan Sedikit Pupuk

Menurut Cowling, pemuliaan untuk sifat-sifat kompleks, seperti tahan panas atau kekeringan, akan membutuhkan strategi pemuliaan tanaman yang lebih cepat dan berkelanjutan.

Berbagai penelitian selama ini menurutnya telah menunjukkan bahwa teknologi dapat mengimbangi perubahan iklim dan meningkatkan hasil panen jauh di masa depan. Ini akan terjadi jika kita mengintegrasikan gen yang diturunkan dari bioteknologi menjadi skema pemuliaan yang lebih baik.