Digitalisasi Agrikultur Jadi Kunci Pembangunan Pertanian

Ilustrasi pertanian digital. (Freepik)

Editor: M Kautsar - Kamis, 9 Juni 2022 | 18:10 WIB

Sariagri - Kepala Smart City & Community Innovation Center (SCCIC) Institut Teknologi Bandung Suhono Harso Supangkat mengatakan bahwa digitalisasi sektor agrikultur merupakan kunci untuk meningkatkan kecepatan dan ketepatan pembangunan pertanian.

"Di era modern, ketahanan pangan dan produksi berkelanjutan dapat dicapai melalui digitalisasi," kata Suhono pada seminar web T20 Indonesia bertajuk "Digitalization in Agriculture", Kamis.

Dia memaparkan, penerapan teknologi Internet of Things (IoT) di sektor pertanian merupakan konsep baru yang harus dikembangkan di era industri 4.0 dan sangat ideal untuk diterapkan di industri pertanian

Suhono menyampaikan, implementasi Platform Sistem Ketahanan Pangan Cerdas Terpadu (ISFSSP) merupakan salah satu inisiatif digitalisasi pertanian.

ISFSSP adalah platform berbasis data, analitik prediktif, dan sistem peringatan awal yang menggunakan teknik pembelajaran mesin untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan optimalisasi rantai pasok pangan.

"ISFSSP dapat membantu pemangku kepentingan meningkatkan produktivitas ketahanan pangan," ujar Suhono.

Menurut Suhono, pengumpulan dan pengolahan data di bidang pertanian dapat difasilitasi oleh teknologi, yang memungkinkan petani untuk merespon dengan cepat masalah dan perubahan lingkungan yang terjadi.

Ia menambahkan, terdapat empat pilar model ketahanan pangan. Pertama, ketersediaan pangan, yang artinya makanan tersedia dengan jumlah yang cukup dan kualitas yang baik.

Kedua, akses memperoleh pangan, yakni akses yang mudah untuk memperoleh sumber daya yang tersedia dan makanan berkualitas tinggi.

Selanjutnya, stabilitas pangan, yaitu pasokan makanan bergizi dan berkelanjutan. Terakhir, pemanfaatan pangan, yaitu untuk mencapai keadaan gizi yang baik.

Baca Juga: Digitalisasi Agrikultur Jadi Kunci Pembangunan Pertanian
Teknologi Pintar Mampu Ubah Wajah Pertanian Cina

Suhono menggambarkan, sektor pertanian yang cerdas membutuhkan solusi analitik data, robot bertenaga artificial intelligence (AI), jaringan sensor nirkabel, teknologi drone, Internet of Things (IoT) dan Komputasi Cloud, serta aplikasi perangkat lunak.

Ia menyarankan agar adanya tumpang tindih dalam sistem pangan digital sebaiknya dapat diatasi agar lebih efektif dan efisien dengan bersinergi antara pemangku kepentingan untuk keberlangsungan ekosistem.