Pupuk Kaltim Kembangkan Bahan Kimia untuk Bahan Peledak

Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi dalam konferensi pers yang dipantau secara daring di Jakarta, Kamis (24/3/2022).

Penulis: Yoyok, Editor: Reza P - Kamis, 24 Maret 2022 | 16:45 WIB

Sariagri - Selain bergerak di bidang produksi pupuk untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pertanian, PT Pupuk Kaltim juga mengembangkan bisnis petrochemical dimana produk yang dihasilkan berupa amoniak (NH3).

Direktur Utama PT Pupuk Kaltim, Rahmad Pribadi menjelaskan bahwa amoniak merupakan sebuah produk yang dihasilkan dari gas alam. Menurutnya, amoniak bisa menjadi bahan baku pembuatan pupuk urea dan bisa dijual sebagai petrochemical.

“Amoniak turunannya bisa urea dan bisa berbagai macam hal lainnya, salah satunya adalah amonium nitrat. Amonium nitrat ini bisa dipakai sebagai bahan peledak atau juga bisa dipakai untuk pupuk, tapi yang kita bangun amonium nitrat yang nantinya akan digunakan sebagai bahan peledak,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (24/3).

Rahmad mengungkapkan bahwa produk utama dari pupuk kaltim ialah urea dan amoniak. Dikatakannya, hampir sepertiga volume ekspor amoniak Indonesia berasal dari pupuk kaltim, sementara lebih dari 80 persennya mendominasi kebutuhan domestik.

“Selama ini amoniak hanya dipakai sebagai pit stop untuk produk petrochemical tapi kita melihat mulai dari tahun 2021, amoniak digunakan sebagai transition feul karena amoniak ini zero carbon feul,” ungkapnya.

Dia mencontohkan, di Jepang saat ini telah menggunakan confire antara cold dan amoniak untuk PLTU, kemudian beberapa kapal juga telah menggunakan amoniak. Bahkan, lanjut dia, amoniak sudah dianggap sebagai carrier untuk hidrogen.

“Sekarang amoniak itu dianggap sebagai sebuah carrier untuk hidrogen, jadi nanti fuel dari hidrogen itu tidak dari gas tapi pake amoniak,” terangnya.

Baca Juga: Pupuk Kaltim Kembangkan Bahan Kimia untuk Bahan Peledak
Tertinggi Sepanjang Sejarah, PKT Tahun 2021 Raih Profit Rp6,17 Triliun

Lebih lanjut Rahmad menambahkan bahwa amoniak merupakan zero carbon feul namun diproduksi menggunakan bahan bakar fosil. Ke depan, kata dia, amoniak yang dikembangkan menggunakan gas akan mengeluarkan karbon, dikatakannya karbon tersebut akan dimanfaatkan sehingga menghasilkan produk blue amoniac.

“Ke depan kita juga akan menjajaki untuk mengembangkan industri amoniak yang berbasis renewable resources dan energinya menggunakan energi yang terbarukan,” tandasnya.