Kembangkan Vaksin ASF, Filipina Capai Hasil Signifikan

Ilustrasi peternakan babi. (pixabay/Lichtsammler)

Editor: M Kautsar - Senin, 23 Mei 2022 | 16:55 WIB

Departemen Pertanian Filipina telah melihat hasil yang signifikan dalam pengembangan vaksin penyakit Demam Babi Afrika (African Swine Fever/ASF).

Sekretaris Departemen Pertanian Filipina, William Dar, menjelaskan bahwa pengembangan vaksin ASF merupakan bagian dari upaya untuk menghasilkan perlindungan buatan lokal melalui Biro Industri Hewan berkoordinasi dengan Universal Robina Corporation dan Dr. Dachrit Nilubol dari Universitas Chulalongkorn di Thailand.

Uji coba vaksin dilakukan sejak Februari hingga Mei tahun ini.

 “Dalam uji coba, tercatat tidak ada tanda-tanda klinis terkait penyakit ASF yang diamati dan minimal kematian terkait non-ASF. Sebanyak 66 persen sampel hewan terdeteksi memiliki antibodi terhadap virus ASF,” ujar Dar, seperti dilansir Manila Bulletin.

Penelitian yang dilaksanakan di Peternakan Robina di Bulacan ini bertujuan untuk mengevaluasi keamanan vaksin dan menentukan kemampuan vaksin dalam menginduksi respon imun setelah vaksinasi.

Vaksin tersebut menjadi sasaran uji coba dan diformulasikan di Thailand. Vaksin dapat disimpan dalam berbagai suhu dengan umur simpan selama dua hingga enam bulan.

“Dengan hasil yang menggembirakan dalam uji coba vaksin Fase 1, Fase 2 sedang diusulkan dan akan berlangsung dari Mei hingga Juni 2022. Uji coba ini akan melibatkan tantangan virus sebenarnya dari hewan yang divaksinasi,” terang Dar.

Baca Juga: Kembangkan Vaksin ASF, Filipina Capai Hasil Signifikan
Status Bebas ASF, Permintaan Daging Babi Sulut Meningkat Pesat

Ia menambahkan, vaksin ASF sangat penting bagi ketahanan pangan negara di tengah krisis pangan yang sedang menghebohkan.

Dar menyebut wabah ASF telah memberi dampak buruk terhadap industri babi, khususnya di Luzon, yang sangat menderita sejak tahun 2019.

Dar memastikan bahwa jika vaksin terbukti efektif, maka dia akan merekomendasikannya kepada presiden agar dilakukan vaksinasi terhadap populasi babi di Filipina dengan biaya pemerintah pusat.